Nanorobotics, Ide Pengobatan Masa Depan yang Juarai LKTI Pharmacopeia 2017

Farmasi UGM – Selain mendelegasikan tim debat, Farmasi UGM juga mengirimkan satu tim untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Pharmacopeia 2017. Uniknya, ide karya tulis berjudul “Nucleic Acid Nanorobot (NUBOT): A Smart Theranostic Carrier sebagai Upaya Pengobatan Penyakit Kanker Masa Depan” yang dibawa oleh tim dari UGM mengangkat konsep pengobatan futuristis. Terinspirasi perkembangan nanoteknologi yang saat ini banyak diterapkan di berbagai belahan dunia, Nadzifa Nugraheni, Ave Rahman, dan Baiq Risma Fatmayanti mengembangkan ide tentang alternatif sistem penghantaran obat dengan memanfaatkan nanorobotics. Dan siapa sangka, produk gagasan tersebut terpilih menjadi Juara 1 setelah bersaing dengan berbagai karya lainnya.

Melalui LKTI yang diadakan oleh Universitas Padjajaran (UNPAD) pada awal bulan November lalu, tim yang diketuai oleh Nadzifa berhasil menarik perhatian para juri dengan membawa robot sebagai peran utama dalam gagasan tertulis mereka. Tentu ini menunjukkan perkembangan yang luar biasa di dunia kesehatan. Dengan dibimbing oleh Dr. Muthi’ Ikawati, M.Sc., Apt., mereka mengulas tentang bagaimana nanorobotics dapat dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker. Nanorobotics yang berbasis DNA dibuat menjadi kerangka hexagonal terlebih dahulu sebelum dimuati zat aktif kimia seperti doxorubicin. Sistem ini memiliki keuntungan dibanding sistem penghantar lainnya. Nantinya, robot yang dimaksud dapat langsung masuk dalam pembuluh darah dan menuju sel aktif kanker. Dalam karya tulis tersebut juga merinci soal langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk membuat nanorobotics yang sempurna. “Sebenarnya ini buka ide baru di dunia kesehatan dan konsep ini kami buat sedetail mungkin, bahkan termasuk range waktunya,” ungkap Nadzifa. Tak ayal jika kemudian ketiganya mendapat nilai tertinggi pada seleksi esai, presentasi dan tanya jawab.

Nadzifa, Ave, dan Risma mengakui bahwa ajang ini cukup bergengsi. Bayangkan saja, dari sekian banyak tim yang mengirim proposal, hanya enam tim yang kemudian bersaing di babak final. Tim tuan rumah sendiri berhasil menduduki Juara 2 dengan mengembangkan gagasan bisnis Start Up obat tradisional berbasis kearifan lokal. Sedang di posisi ketiga dipegang oleh tim dari Institut Teknologi Bandung dengan membawakan produk berupa snack kulit buah delima yang juga berfungsi untuk mencegah obesitas sebagai karya ilmiahnya. (Yeny/ Humas FA)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*