Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM Sukses Menyabet Juara Dua Olimpiade Farmasi Indonesia “PHARMACITO 2017”

Olimpiade Farmasi Indonesia “PHARMACITO 2017” mengusung tema “Penyakit Menular Seksual (PMS)” diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada tanggal 29 April 2017. Fakultas Farmasi UGM dengan formasi tim terdiri dari Dita Fadhilah, Ismatul Izzati, dan Devie Amalia Utami berhasil meraih gelar juara 2 dalam olimpiade tersebut.

Olimpiade PHARMACITO 2017 berbeda dengan olimpiade pada umumnya karena pada tahap seleksinya menggunakan sistem Computer Based Test (CBT). Terdapat 4 tahap penyeleksian dalam Olimpiade Farmasi Indonesia “PHARMACITO 2017”, yaitu tahap penyisihan, tahap perempatfinal, tahap semifinal, dan tahap final.

Tahap penyisihan dilaksanakan dengan mengerjakan soal-soal pilihan ganda menggunakan sistem CBT. Tim Fakultas Farmasi (FA) yang lolos dalam tahap penyisihan kemudian bersaing dengan 11 tim lainnya dalam tahap perempatfinal.

Lolos dari tahap perempatfinal, tim FA kembali bersaing dengan 4 tim lainnya di semifinal. Tahap semifinal atau tahap Interprofesional Education (IPE) merupakan istilah praktik kolaborasi profesi tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, dokter gigi, rekam medis dan profesi kesehatan lain yang terkait dalam menyelesaikan suatu permasalahan medis yang dialami pasien. Hanya saja, baru beberapa perguruan tinggi yang telah menerapkan pendidikan kolaborasi antarprofesi ini pada kurikulum perkuliahan.

Tantangan dialami tim FA saat menjalani tahap IPE, karena tim dituntut untuk bisa berdiskusi dengan profesi kesehatan lain, yaitu dokter dan perawat. Tim FA harus mampu memberikan pertimbangan terkait terapi yang akan dijalani pasien berdasarkan asuhan kefarmasian dengan memperhatikan etika berkomunikasi dengan profesi kesehatan lain. Tahap IPE berlangsung hampir 4 jam, tim FA diberikan kesempatan 45 menit untuk membuka literatur, sementara sisanya tim mengandalkan pengetahuan yang didapat dari perkuliahan untuk memecahkan kasus yang rumit, yaitu pasien ko-infeksi HIV dan TB, serta Oral Candidiasis. Tim FA harus bisa memberikan alasan yang logis yang dapat dipertanggungjawabkan kepada dokter dan perawat mengenai terapi yang diberikan.

Dan setelah lolos dari tahap IPE, tim FA bersaing dengan 2 tim lainnya di tahap final dengan format cerdas cermat dengan meraih juara 2.

Olimpiade ini memberi pelajaran bahwa apoteker adalah profesi yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kolaborasi pelayanan kesehatan bersama dengan dokter dan tenaga kesehatan lain.  Untuk dapat menjalankan profesi apoteker dengan baik dan dapat exist berkolaborasi dengan praktisi kesehatan lain, mahasiswa Farmasi UGM memang harus menguasai bidang keprofesian ini dengan sungguh-sungguh mulai dari bangku kuliah.  (Permata U)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*