Farmasi UGM – Luh Rai Maduretno Asvinigita, dari namanya orang akan berasumsi bahwa dia merupakan keturunan Bali. Ya, gadis yang akrab disapa Gita ini memang berasal dari Pulau Dewata. Layaknya gadis Bali pada umumnya, dibalik wajahnya yang ayu ada kekuatan feminis yang cukup kuat di dalamnya. Terbukti dengan pilihan untuk merantau ke Jogja dan meninggalkan kota kelahirannya setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal itu dia lakukan demi mewujudkan cita-citanya menjadi seorang farmasis hebat.
Sejak tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi UGM pada 2015 lalu, Gita memanfaatkan waktunya dengan mengikuti berbagai kegiatan kefarmasian baik skala nasional maupun internasional. Tercatat ada dua kongres dan satu simposium berskala internasional, serta beberapa perlombaan kefarmasian yang dia coba. Sebut saja International Pharmaceutical Student’s Federation World Congress, Regionale PASCH-Alumnikonferenz, dan Asia-Pacific Pharmaceutical Symposium adalah kegiatan-kegiatan bergengsi yang pernah dia ikuti. Selain itu, Gita bersama Ris Heskiel Najogi Sitinjak, dan Shinta Diva Ekananda juga pernah menjuarai Online Inter-regional Poster Competition Event dengan mengangkat tema “Pengembangan Metode Edukasi Tuberkulosis” pada bulan Juli lalu.
Selain tergabung dalam Pharmatalk, gadis berusia 20 tahun ini juga aktif sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi UGM. Pharmatalk sendiri merupakan wadah bagi mahasiswa Farmasi UGM yang ingin fokus pada perlombaan-perlombaan konseling dan debat. Dapat dibayangkan betapa sibuknya Gita. Belum lagi masih banyak perkuliahan dan praktikum yang dia ambil. Walau begitu, sejak ditasbihkan menjadi MAPRES Fakultas Farmasi UGM untuk periode tahun 2017, Gita tidak menganggap hal tersebut sebagai beban namun sebagai sebuah kesempatan yang harus dia ambil. “Aku memang senang bergelut di bidang kefarmasian, jadi kesempatan semacam ini gak akan aku sia-siakan.” ucapnya bersemangat. Beruntung kedua orang tuanya yang juga farmasis sangat mendukung Gita dalam setiap pilihan yang dia ambil. “Kedua orang tuaku adalah inspirasiku. Mereka selalu ngasih kebebasan aku untuk memilih mau jadi apa.” pungkasnya.
Di tengah-tengah kesibukannya mempersiapkan diri untuk maju di pemilihan MAPRES tingkat universitas tahun 2018 mendatang, Gita menegaskan bahwa dirinya juga tidak ingin kehilangan momen bersama teman-temannya. Untuk itulah, dia berusaha mengatur waktu sebaik mungkin agar prestasi dan kehidupan sosialnya dapat berjalan seimbang. “Biasanya, aku prioritaskan dulu untuk belajar, setelahnya baru bebas mau main kemana saja.” ungkap Gita. Sama halnya dengan belajar, bagi Gita waktu tidur adalah salah hal yang cukup penting untuk diperhatikan. Dengan tidur yang cukup, dia mampu untuk mempertahankan konsentrasi dan menjaga kebugaran tubuh untuk melakukan aktifitas seharian. Ditanya tentang apa proiritasnya saat ini, dia bercerita untuk fokus mempersiapkan diri bersaing di pemilihan MAPRES UGM 2018. (Yeny/ Humas FA)